Kesalahan promosi di TikTok

Setiap hari, berbagai brand berlomba mempromosikan produknya di TikTok, mulai dari membuat konten, bekerja sama dengan influencer, sampai melakukan live video.

Namun, tidak semua strategi tersebut berhasil. Banyak bisnis yang sudah aktif di TikTok, tapi hasil penjualannya tetap stagnan. Sering kali, penyebabnya bukan pada produknya, melainkan pada cara promosi yang kurang tepat.

Berikut enam kesalahan promosi produk di TikTok yang paling umum dilakukan, dan bagaimana cara menghindarinya.

1. Konten Terlalu Promosional

Salah satu kesalahan paling umum adalah membuat konten yang terasa seperti iklan tradisional. Padahal, TikTok adalah platform hiburan. 

Pengguna datang untuk mencari keseruan, bukan untuk menonton iklan yang kaku. Konten yang terlalu menonjolkan produk tanpa nilai hiburan atau cerita biasanya akan cepat di-skip. 

Misalnya, ketika mempromosikan kaos promosi perusahaan, banyak brand langsung menonjolkan logo dan tagline tanpa membangun cerita di baliknya. Konten seperti ini sering kali di-skip karena tidak punya nilai hiburan atau emosi.

Sebaiknya, fokus pada storytelling dan pendekatan yang lebih natural. Tunjukkan bagaimana produkmu digunakan dalam kehidupan sehari-hari, atau ceritakan manfaatnya melalui format yang ringan dan menarik.

2. Tidak Mengikuti Gaya dan Tren TikTok

Setiap platform punya “bahasanya” sendiri, dan TikTok punya gaya yang khas, yakni cepat, spontan, dan kreatif.

Banyak bisnis yang hanya memindahkan format promosi dari Instagram atau YouTube tanpa menyesuaikan dengan karakter TikTok. Akibatnya, konten terasa tidak relevan dan gagal menarik perhatian pengguna.

Solusinya, pelajari tren yang sedang naik, baik dari sisi musik, gaya editing, maupun format storytelling. Sesuaikan tren tersebut dengan identitas merek agar tetap autentik.

3. Tidak Konsisten dalam Mengunggah Konten

Salah satu kunci keberhasilan di TikTok adalah konsistensi. Tak sedikit brand yang hanya aktif di awal, kemudian berhenti ketika performa video menurun.

Padahal, algoritma TikTok cenderung lebih menguntungkan akun yang aktif dan rutin mengunggah konten. Jadi, jangan cepat-cepat menyerah.

Buatlah jadwal unggahan yang realistis dan terencana. Tidak perlu setiap hari, asalkan konsisten dan menjaga kualitas konten. Rutinitas teratur membuka peluang untuk muncul di halaman For You Page (FYP)

4. Mengabaikan Interaksi dengan Audiens

TikTok adalah platform sosial yang menekankan interaksi dua arah. Sayangnya, banyak brand yang berhenti setelah mengunggah konten tanpa menanggapi komentar atau pesan dari audiens.

Padahal, interaksi aktif bisa memperkuat hubungan dengan calon pelanggan dan meningkatkan kepercayaan terhadap merek. Jadikan interaksi sebagai bagian dari strategi promosi.

Luangkan waktu untuk membalas komentar, menanggapi pertanyaan, atau membuat video respon terhadap komentar pengguna. Langkah sederhana ini dapat meningkatkan engagement dan citra positif brand.

5. Tidak Memanfaatkan Kolaborasi dengan Kreator

Kreator atau influencer adalah bagian penting dari ekosistem TikTok. Mereka sudah memiliki komunitas dan gaya komunikasi yang dipercaya audiensnya.

Banyak bisnis yang ragu untuk berkolaborasi karena dianggap mahal atau tidak efektif, padahal kerja sama dengan kreator yang tepat bisa memberikan hasil jauh lebih besar dibanding promosi mandiri.

Pilih kreator yang sejalan dengan nilai dan target audiens merek. Kolaborasi dengan micro influencer (dengan jumlah pengikut 10–50 ribu) sering kali lebih efektif karena mereka memiliki hubungan yang lebih dekat dan autentik dengan audiensnya.

6. Tidak Mengevaluasi Data dan Performa

TikTok menyediakan berbagai data performa yang sangat berguna, mulai dari tingkat penayangan hingga engagement rate. Namun, banyak brand yang mengabaikannya dan terus membuat konten tanpa evaluasi.

Tanpa memahami data, sulit untuk mengetahui strategi mana yang berhasil dan mana yang perlu diperbaiki. Jadi, pantau metrik penting seperti watch time, engagement rate, dan conversion. Gunakan hasil analisis ini untuk menyesuaikan strategi promosi berikutnya agar lebih efektif.

Promosi di TikTok membutuhkan pemahaman tentang perilaku pengguna dan karakteristik platformnya.  Dengan menghindari kesalahan-kesalahan di atas, bisnis dapat membangun kehadiran yang lebih kuat, menjangkau audiens yang lebih luas, dan menciptakan hubungan yang lebih autentik dengan pelanggan.

No comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *